Aku bercermin mematut refleksi diriku dengan tatapan nanar. Aku menatapnya cukup lama sembari sibuk berfantasi dengan ribuan kata ‘seandainya’. Sepersekian detik, aku mendongak menatap langit ruangan bercat hijau pupus. Aku menghela napas sembari tersenyum setelah merampungkan episode terakhir drama populer bulan ini (September). Drama yang bagiku memerangi sekaligus mendewakan keagungan visual. Yap, GANGNAM BEAUTY.
I AM GANGNAM BEAUTY
merupakan webtoon populer yang
diadaptasi menjadi drama korea dengan judul MY ID IS GANGNAM BEAUTY. Mengikuti kepopuleran webtoonnya, drama inipun tidak kalah populer. Pesona visual Do Kyung
Suk yang diperankan oleh Cha Eun Woo menjadi daya tarik utama. Cha Eun Woo yang
merupakan member boyband ASTRO
dinilai sangat tampan untuk memvisualisasikan Kyung Suk sebagai pria populer di
kampus karena visualnya yang sangat memesona. Selain itu, rangkaian chemistry manis antara Do Kyung Suk dan Kang Mi Rae (diperankan oleh
Im Soo Hyang) merupakan alasan yang membuat penonton tidak akan berhenti
tersenyum sepanjang episode dramanya.
Drama yang mulai
tayang pada Juli 2018 ini menceritakan tentang Kang Mi Rae yang mengalami bullying sepanjang kehidupan sekolah
karena wajahnya dianggap tidak memenuhi standar rata-rata kecantikan Korea.
Keadaan ini membuatnya melakukan operasi plastik pada wajahnya menjelang masuk
ke perguruan tinggi. Setelah menjalani operasi plastik, Mi Rae menjadi cantik
dan populer di kampusnya. Meski demikian, Mi Rae masih saja merasa rendah diri.
Kisah-kisah selanjutnya kemudian mempertemukan Kang Mi Rae dengan Hyun So A
(diperankan oleh Joo Wo Ri), seorang wanita yang memiliki wajah cantik tanpa
operasi plastik.
Kehadiran Hyun So A
dalam drama ini sontak membuat penonton merasa sangat jengkel. Pasalnya, meski
memiliki wajah yang sangat cantik dan alami, Hyun So A bertindak sebagai tokoh
antagonis yang sejak awal sudah menjadi ‘musuh’ bagi para pembaca webtoon I AM GANGNAM BEAUTY. Sebenarnya,
ada apa dengan Hyun So A? Dalam kisahnya, Hyun So A digambarkan memiliki sifat
‘bermuka dua’. Bersikap seolah paling baik, Hyun So A ternyata menyimpan dendam
kepada orang-orang disekitarnya. Dendam yang dirasa ‘tak masuk akal’ ini
kemudian membuatku berpikir, ada apa dengan So A?
Kemudian, perlahan aku
mencoba masuk pada karakter So A meskipun sebagian besar penonton secara
terang-terangan menghujat sifat So A yang dirasa benar-benar menjengkelkan
(selamat Unnie, aktingmu benar-benar berhasil). Tidak peduli beberapa orang
membencinya, aku mencoba masuk pada keseharian So A. Tak sampai satu menit, aku
merasakan bahwa So A sebenarnya adalah diriku. Tidak, lebih tepatnya mewakili
diriku. Bukan, bukan paras cantiknya yang bagai dewi dari kahyangan yang kumaksud,
tapi sifat So A yang menjengkelkan. Dan akhirnya, aku memahamimu So A. Benar,
apakah aku menjengkelkan? Bagian apa yang membuatku berani berkata bahwa So A
adalah diriku?
Jika kuceritakan
lebih lanjut, So A memiliki masa lalu yang sangat buruk. Berawal dari ‘ditelantarkan’
orang tuanya, membuat So A tak pandai merawat diri yang membuatnya terlihat
kotor. Meski aku tidak yakin berapa usia So A waktu itu, tapi aku melihatnya
sebagai anak yang masih dalam masa pertumbuhan, SD mungkin? Penampilan fisik So
A yang kotor sontak membuatnya terasing dari lingkungannya. Dan yang paling
pelik adalah ‘tidak ada seorang teman yang berdiri disisinya’.
Pada suatu hari ibu
So A datang dan mendapati tubuh anaknya yang begitu kotor, lantas kemudian
membersihkannya. Singkat cerita, So A menjadi lebih bersih saat itu. Wajah
cantik alaminya yang selama ini terkubur oleh penampilan kotornya, mulai
bersinar. Pada saat itu juga, semua rasa benci berubah jadi cinta yang membuat
So A berpikir, ‘dia harus cantik untuk
dihargai’.
Anggapan So A tentang
lingkungannya, adalah anggapanku tentang dunia saat ini. Meski aku bukan dewi
seperti saat So A dilahirkan, tapi aku merasa dunia hanya akan mengucapkan ‘selamat
datang’ kepada para manusia berparas cantik. Tidak salah jika So A berpikiran
demikian. Bahkan Kang Mi Rae yang saat itu menjadi cantik pun mulai mendapatkan
perhatian, bukan? Bagaimana jika Kang Mi Rae tetap pada wajah asalnya tanpa operasi plastik? Apakah dia
akan dihargai kehadirannya? Satu-satunya yang kupikirkan selama aku menikmati
drama enam belas episode ini.
Jika ada yang
menganggap So A menyebalkan, tidakkah So A sebenarnya merepresentasikan sifat wanita-wanita di dunia
ini (tidak hanya aku)? Aku pikir, mereka yang merasa dirinya sangat cantik atau
mungkin biasa saja, jika melihat manusia lain yang juga cantik, sedikit
terlintas dipikiran :
“ah, cantikan juga aku”
“hallah, gantengan juga aku”
“hallah, dia pake makeupnya tebel. Aku lo nggak pake make up”.
Jika kalian masih
berpikiran itu, lantas apa bedanya dengan So A? Sama saja. So A adalah
representasi wanita dunia. Hanya saja, semua keburukannya disampaikan dalam
satu karakter.
Beberapa orang
mungkin akan menyusun puzzle dan
mencari referensi untuk menghakimi statement
kami terhadap dunia. Seperti mencari kisah sukses beberapa orang yang
(mungkin) tidak berparas cantik. Tapi sungguh, tidak akan mengubah apapun. Bagi
seseorang yang mentalnya telah hancur karena bullying fisik di masa remaja, sulit untuk mendapatkan kepercayaan alih-alih
ucapan ‘kita tidak pandang fisik’. Luka
remaja, terus terbawa bahkan hingga dewasa dan sangat dahsyat memengaruhi masa
depan. Satu hal yang pasti, itulah anggapan dunia. Jika ingin dihargai, maka cantiklah. Jika masih tidak terima,
bagaimana kalian akan menjelaskan kriteria “berpenampilan
menarik” atau “postur tubuh ideal” di form lamaran pekerjaan? Tidak, aku
tidak menyalahkan. Hanya saja, silahkan dipikirkan lagi. Mungkin bagi kalian yang
memenuhi kriteria tersebut, kedua kalimat itu hanya dibawa sebatas angin lalu, tapi
pernahkah kalian memikirkan bagaimana perasaan kami? Silahkan dipikirkan.
Mainstream anggapan dunia ini jelas tidak salah. Bagaimana mungkin nantinya seorang
Putri Indonesia memiliki berat badan 65kg dengan tinggi hanya 155cm? Bukankah
memang tidak nyaman dipandang? Begitulah cara kerja dunia mainsteram. Siapa yang tidak suka melihat visual selebritis yang
sangat memesona? Begitulah cara kerja dunia mainstream.
Maka, tidak salah bukan jika aku beranggapan demikian?
Lantas, dimanakan
tempat kami di dunia ini?
Ada!
Sama seperti dunia
yang cukup luas, jumlah manusia di duniapun seperti berbanding lurus. Tapi,
ketahuilah hanya akan ada sebagian kecil yang benar-benar akan menerima kami
dengan keadaan fisik kami yang sangat jauh dari kata sempurna. Tidak peduli
seberapa luas tempat untuk manusia berparas cantik, percayalah dunia juga cukup luas untuk
kita. Kita tidak cantik, tubuh kita tidak semampai menjulang, kulit kita hanya
sawo matang. Tapi ingat dan percayalah, kita juga punya tempat. Kita sadar, tidak akan bisa
menggempur dunia dengan semua keinginan kita karena kitapun tahu itu tidak
mungkin. Yang kita bisa lakukan hanyalah mencari dunia yang benar-benar bisa
menerima kita, seburuk apapun fisik yang kita punya. Sangat sulit memang, tapi
bukan berarti tidak mungkin, bukan?
Salam cinta untuk So
A
Dinda Yoanita
(Mulai ditulis sehari setelah Gangnam Beauty tamat, dan diselesaikan pada November 2018)
(Mulai ditulis sehari setelah Gangnam Beauty tamat, dan diselesaikan pada November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar