Kamis, 08 November 2018

My ID is Gangnam Beauty : Potret So A dalam Kehidupan Nyata



Aku bercermin mematut refleksi diriku dengan tatapan nanar. Aku menatapnya cukup lama sembari sibuk berfantasi dengan ribuan kata ‘seandainya’. Sepersekian detik, aku mendongak menatap langit ruangan bercat hijau pupus. Aku menghela napas sembari tersenyum setelah merampungkan episode terakhir drama populer bulan ini (September). Drama yang bagiku memerangi sekaligus mendewakan keagungan visual. Yap, GANGNAM BEAUTY.

I AM GANGNAM BEAUTY merupakan webtoon populer yang diadaptasi menjadi drama korea dengan judul MY ID IS GANGNAM BEAUTY.  Mengikuti kepopuleran webtoonnya, drama inipun tidak kalah populer. Pesona visual Do Kyung Suk yang diperankan oleh Cha Eun Woo menjadi daya tarik utama. Cha Eun Woo yang merupakan member boyband ASTRO dinilai sangat tampan untuk memvisualisasikan Kyung Suk sebagai pria populer di kampus karena visualnya yang sangat memesona. Selain itu, rangkaian chemistry manis antara  Do Kyung Suk dan Kang Mi Rae (diperankan oleh Im Soo Hyang) merupakan alasan yang membuat penonton tidak akan berhenti tersenyum sepanjang episode dramanya.
Drama yang mulai tayang pada Juli 2018 ini menceritakan tentang Kang Mi Rae yang mengalami bullying sepanjang kehidupan sekolah karena wajahnya dianggap tidak memenuhi standar rata-rata kecantikan Korea. Keadaan ini membuatnya melakukan operasi plastik pada wajahnya menjelang masuk ke perguruan tinggi. Setelah menjalani operasi plastik, Mi Rae menjadi cantik dan populer di kampusnya. Meski demikian, Mi Rae masih saja merasa rendah diri. Kisah-kisah selanjutnya kemudian mempertemukan Kang Mi Rae dengan Hyun So A (diperankan oleh Joo Wo Ri), seorang wanita yang memiliki wajah cantik tanpa operasi plastik.
Kehadiran Hyun So A dalam drama ini sontak membuat penonton merasa sangat jengkel. Pasalnya, meski memiliki wajah yang sangat cantik dan alami, Hyun So A bertindak sebagai tokoh antagonis yang sejak awal sudah menjadi ‘musuh’ bagi para pembaca webtoon I AM GANGNAM BEAUTY. Sebenarnya, ada apa dengan Hyun So A? Dalam kisahnya, Hyun So A digambarkan memiliki sifat ‘bermuka dua’. Bersikap seolah paling baik, Hyun So A ternyata menyimpan dendam kepada orang-orang disekitarnya. Dendam yang dirasa ‘tak masuk akal’ ini kemudian membuatku berpikir, ada apa dengan So A?
Kemudian, perlahan aku mencoba masuk pada karakter So A meskipun sebagian besar penonton secara terang-terangan menghujat sifat So A yang dirasa benar-benar menjengkelkan (selamat Unnie, aktingmu benar-benar berhasil). Tidak peduli beberapa orang membencinya, aku mencoba masuk pada keseharian So A. Tak sampai satu menit, aku merasakan bahwa So A sebenarnya adalah diriku. Tidak, lebih tepatnya mewakili diriku. Bukan, bukan paras cantiknya yang bagai dewi dari kahyangan yang kumaksud, tapi sifat So A yang menjengkelkan. Dan akhirnya, aku memahamimu So A. Benar, apakah aku menjengkelkan? Bagian apa yang membuatku berani berkata bahwa So A adalah diriku?
Jika kuceritakan lebih lanjut, So A memiliki masa lalu yang sangat buruk. Berawal dari ‘ditelantarkan’ orang tuanya, membuat So A tak pandai merawat diri yang membuatnya terlihat kotor. Meski aku tidak yakin berapa usia So A waktu itu, tapi aku melihatnya sebagai anak yang masih dalam masa pertumbuhan, SD mungkin? Penampilan fisik So A yang kotor sontak membuatnya terasing dari lingkungannya. Dan yang paling pelik adalah ‘tidak ada seorang teman yang berdiri disisinya’.
Pada suatu hari ibu So A datang dan mendapati tubuh anaknya yang begitu kotor, lantas kemudian membersihkannya. Singkat cerita, So A menjadi lebih bersih saat itu. Wajah cantik alaminya yang selama ini terkubur oleh penampilan kotornya, mulai bersinar. Pada saat itu juga, semua rasa benci berubah jadi cinta yang membuat So A berpikir, ‘dia harus cantik untuk dihargai’.
Anggapan So A tentang lingkungannya, adalah anggapanku tentang dunia saat ini. Meski aku bukan dewi seperti saat So A dilahirkan, tapi aku merasa dunia hanya akan mengucapkan ‘selamat datang’ kepada para manusia berparas cantik. Tidak salah jika So A berpikiran demikian. Bahkan Kang Mi Rae yang saat itu menjadi cantik pun mulai mendapatkan perhatian, bukan? Bagaimana jika Kang Mi Rae tetap pada wajah asalnya tanpa operasi plastik? Apakah dia akan dihargai kehadirannya? Satu-satunya yang kupikirkan selama aku menikmati drama enam belas episode ini.
Jika ada yang menganggap So A menyebalkan, tidakkah So A sebenarnya  merepresentasikan sifat wanita-wanita di dunia ini (tidak hanya aku)? Aku pikir, mereka yang merasa dirinya sangat cantik atau mungkin biasa saja, jika melihat manusia lain yang juga cantik, sedikit terlintas dipikiran :

“ah, cantikan juga aku”
 “hallah, gantengan juga aku”
“hallah, dia pake makeupnya tebel. Aku lo nggak pake make up”.

Jika kalian masih berpikiran itu, lantas apa bedanya dengan So A? Sama saja. So A adalah representasi wanita dunia. Hanya saja, semua keburukannya disampaikan dalam satu karakter.
Beberapa orang mungkin akan menyusun puzzle dan mencari referensi untuk menghakimi statement kami terhadap dunia. Seperti mencari kisah sukses beberapa orang yang (mungkin) tidak berparas cantik. Tapi sungguh, tidak akan mengubah apapun. Bagi seseorang yang mentalnya telah hancur karena bullying fisik di masa remaja, sulit untuk mendapatkan kepercayaan alih-alih ucapan ‘kita tidak pandang fisik’. Luka remaja, terus terbawa bahkan hingga dewasa dan sangat dahsyat memengaruhi masa depan. Satu hal yang pasti, itulah anggapan dunia. Jika ingin dihargai, maka cantiklah. Jika masih tidak terima, bagaimana kalian akan menjelaskan kriteria “berpenampilan menarik” atau “postur tubuh ideal” di form lamaran pekerjaan? Tidak, aku tidak menyalahkan. Hanya saja, silahkan dipikirkan lagi. Mungkin bagi kalian yang memenuhi kriteria tersebut, kedua kalimat itu hanya dibawa sebatas angin lalu, tapi pernahkah kalian memikirkan bagaimana perasaan kami? Silahkan dipikirkan.
Mainstream anggapan dunia ini jelas tidak salah. Bagaimana mungkin nantinya seorang Putri Indonesia memiliki berat badan 65kg dengan tinggi hanya 155cm? Bukankah memang tidak nyaman dipandang? Begitulah cara kerja dunia mainsteram. Siapa yang tidak suka melihat visual selebritis yang sangat memesona? Begitulah cara kerja dunia mainstream. Maka, tidak salah bukan jika aku beranggapan demikian?
Lantas, dimanakan tempat kami di dunia ini?
Ada!
Sama seperti dunia yang cukup luas, jumlah manusia di duniapun seperti berbanding lurus. Tapi, ketahuilah hanya akan ada sebagian kecil yang benar-benar akan menerima kami dengan keadaan fisik kami yang sangat jauh dari kata sempurna. Tidak peduli seberapa luas tempat untuk manusia berparas cantik, percayalah dunia juga cukup luas untuk kita. Kita tidak cantik, tubuh kita tidak semampai menjulang, kulit kita hanya sawo matang. Tapi ingat dan percayalah, kita juga punya tempat. Kita sadar, tidak akan bisa menggempur dunia dengan semua keinginan kita karena kitapun tahu itu tidak mungkin. Yang kita bisa lakukan hanyalah mencari dunia yang benar-benar bisa menerima kita, seburuk apapun fisik yang kita punya. Sangat sulit memang, tapi bukan berarti tidak mungkin, bukan?

Salam cinta untuk So A
Dinda Yoanita



(Mulai ditulis sehari setelah Gangnam Beauty tamat, dan diselesaikan pada November 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar