Kamis, 24 Januari 2019

Review Film The Conjuring (2013) : Siapa Annabele?




The Conjuring adalah film horror Amerika Serikat berdurasi 112 menit yang telah dirilis pada tahun 2013 lalu. Disutradarai oleh James Wan yang juga menyutradarai beberapa film populer Amerika, The Conjuring mampu meraih keuntungan hingga ratusan juta dollar Amerika. Meskipun, beberapa situs web yang memberi penilaian terhadap film memaksimalkan nilainya di angka yang relatif standard. Nilai tersebut berkisar di angka 7,2/10 serta 69/100. (Sumber Data : Wikipedia).


 Film horror populer ini, menitik beratkan pada kisah nyata perjalanan hidup sepasang suami istri demotologist yang bernama Lorraine Warren (Vera Fermiga) dan Ed Warren (Patrick Wilson). Di awal kisah yang bisa disebut adalah sebuah bagian prolog atau pembukaan, dikenalkan bahwa Lorraine beserta suaminya, Ed adalah seorang pemburu (atau yang lebih tepat disebut sebagai konsultan) hantu. Pada bagian prolog ini, kenyataan awal bahwa keduanya adalah konsultan hantu dijelaskan lewat beberapa dialog antara keduanya (Lorraine dan Ed) dengan Camilla (Amy Tipton), Debbie (Morganna Bridgers), dan Georgiana (Marion Guyot). Ketiganya, mengeluhkan tentang beberapa kejadian aneh yang terjadi di apartemen tempat tinggalnya. Keanehan tersebut, diduga berasal dari Annabelle, boneka berwujud anak perempuan yang dimiliki oleh Debbie. Dari awal bagian prolog, jika kita menutup mata untuk tingkatan selanjutnya, semua akan mengira bahwa point penting dalam film ini adalah Ed dan Lorraine Warren serta boneka Annabelle.

Terlepas dari prolog yang telah dijelaskan, seketika kisah yang dibahas mulai berbeda. Pembahasan tentang cerita Annabelle di prolog kemudian tenggelam kerana hadirnya tokoh-tokoh baru yang jika dikaitkan dengan tokoh yang muncul di bagian prolog tidak memiliki keterkaitan yang jelas. Dari sini, akan tersirat sebuah pertanyaan yang mendasar, apa hubungannya boneka Annabelle dengan konsepsi dan konteks yang dibahas dalam film ini? Pertanyaan ini begitu memuncak, tak menemui jawaban yang legal dan sesuai dengan logika. Sempat terpikir beberapa saat, lewat dialog Ed dengan seorang peserta dalam sebuah forum presentasinya bahwa bonaka Annabelle telah diamankan di tempat yang aman, apakah pembahasan mengenai cerita Annabelle berhenti sampai di prolog saja?

Tokoh-tokoh yang muncul dalam film ini kemudian, adalah sebuah keluarga yang baru memutuskan untuk pindah rumah. Keluarga ini diketahui adalah sepasang suami istri bernama Roger Perron (Ron Livingston) dan Carolyn Perron (Lili Taylor) beserta kelima anaknya yaitu Andrea (Shanley Carwell), Nancy (Hayley Mc Farland), Cristine (Joey Kiney), Cindy (Mackenzie Foy), dan April (Kyla Deaver). Kesemuanya, tidak ada kaitannya secara langsung dengan pembahasan mengenai boneka Annabelle di awal dibukanya penceritaan. Mungkin, beberapa orang beranggapan bahwa alur atau plot yang dibangun penulis skenario disini adalah multiplot dengan beberapa tokoh yang dianggap tidak berkaitan ternyata memiliki sebuah hubungan yang masih memiliki relevansi dalam keberlangsungan serta kesinambungan naratif cerita tersebut. Namun, sampai pada pertengahan cerita. Ketika point-point klimaks sudah mulai dimunculkan secara visual dan mental serta kejiwaan masing-masing tokoh, masih saja tak menemui jawaban. Lantas, apa sebenarnya hubungan boneka Annabelle dengan keberlangsungan dan kesinambungan cerita ini?

Dari awal pembahasan, memang tak hanya Annabelle yang menonjol pada prolog cerita. Disana, juga terdapat sepasang suami istri demotologist yang juga telah dibahas pada paragraf-paragraf sebelumnya. Keduanya (Ed dan Lorraine), pada akhirnya dipertemukan dan dihubungan dengan Carolyn di sebuah forum. Carolyn kemudian meminta bantuan Ed dan Lorraine untuk mengatasi beberapa pengalaman supranatural mengerikan yang terjadi dirumah barunya sehingga mengganggu mental kelima buah hatinya. Dari keterkaitan ini, jelas membuktikan bahwa pada akhirnya prolog dengan keberlangsungan cerita mulai berkaitan dan saling berkesinambungan. Anggapan multiplot yang dianut mulai sedikit teraba jelas. Namun, kemudian timbul beberapa pertanyaan yang lagi-lagi mengganjal. Apa hubungannya dengan boneka Annabelle?

Dan masih Annabelle, mengapa Annabelle? Sebab, dari shot awal yang diambil seolah mengisyaratkan sebuah simbol yang tersirat. Shot mata Annabelle di awal prolog cerita ini seolah memberi atmosfer yang nyata bahwa film ini akan berkisah tentang boneka Annabelle. Beberapa orang juga pasti menangkap sebuah ketersiratan, bahwa sutradara ataupun penulis skenarionya berusaha membangun sebuah atmosfer Annabelle dalam keberlangsungan cerita. Namun, bahkan sampai pada titik klimaks cerita dalam film ini, keterkaitan antara boneka Annabelle dengan keberlangsungan cerita masih saja tak nampak. Annabelle, hanya sekali muncul ketika Judy Warrens (Sterling Jerins) yang merupakan putri dari Ed dan Lorraine mendapat gangguan dari roh yang mengganggu rumah keluarga Warren. Disana terlihat Bathsheba (Joseph Bisbara) sedang memangku Annabelle diatas kursi goyang. Kemudian, muncul kembali sebuah pertanyaan, apa hubungannya dengan Annabelle? Mengapa juga Bathsheba tiba-tiba muncul di rumah keluarga Warren padahal sebelumnya Bathsheba mengutuk manusia yang memiliki lahannya? Dan mengapa Bathsheba memangku Annabelle?

Beberapa pertanyaan kemudian menyeruak ke permukaan, apa hubungan antara Bathsheba dengan Annabelle? Dalam sebuah dialog antara Ed dan Lorraine, dijelaskan secara rinci mengenai riwayat berawalnya hingga alasan mengapa keluarga Perron mendapat gangguan dari roh-roh. Juga dijelaskan secara rinci mengenai siapa itu Bathsheba pada awalnya. Selain Bathsheba, Ed dan Lorraine juga menjelaskan dalam dialognya mengenai korban Bathsheba sebelumnya yang rohnya juga menghantui keluarga Perron. Dari dialog yang berdurasi tak sampai lima menit itu, semua masalah seolah telah memiliki titik terang. Jika ditinjau dari sudut pandang atau perspektif naratifnya, dialog ini seolah menjadi jawaban yang menghubungkan klimaks dan antiklimaks. Dialog ini ditempatkan tepat setelah klimaks untuk mendorong dan menggiring cerita ke antiklimaks.

Namun, sampai berakhirnya kisah ini, tidak dijelaskan secara rinci mengenai keterkaitan kisah keluarga Perron dengan boneka Annabelle tersebut. Mungkin, keterkaitan yang ditulis oleh penulis skenario adalah keterkaitan tersirat dengan membebaskan penonton menginterpretasikan sendiri mengenai hubungan Annabelle dengan kisah keluarga Perron. Namun, seperti yang telah dituliskan pada awal adegan film ini, cerita ini diilhami dari kisah nyata sepasang suami istri demotologist. Jadi, segala apa yang tercipta dalam visualisasi film serta kontennya, kesemuanya dilandaskan pada kesaksian Lorraine Warren. Kemudian timbul pertanyaan lagi, benarkah Annabelle memiliki keterkaitan dengan kisah keluarga Perron?

Jika ditelaah, Annabelle tidak pernah secara langsung berhubungan dengan keluarga Peron. Adegan atau cerita Annabelle, selalu terpisah dengan cerita keluarga Perron. Satu-satunya yang membuat keduanya terkait dalam film ini adalah Ed dan Lorraine. Annabelle juga tidak pernah terlihat di rumah keluarga Perron.  Jadi, secara kasar dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Annabelle tidak memiliki hubungan dengan kisah keluarga Perron. Satu-satunya penghubung adalah kisah kesaksian Ed dan Lorraine yang mungkin pernah mengatasi masalah boneka Annabelle. 

Sedangkan prolog yang terlihat lebih menitik beratkan pada boneka Annabelle diawal hanyalah sebuah simbol yang memperkenalkan latar belakang Ed dan Lorraine sebagai seorang demotologist. Kemudian, kemunculan Annabelle dalam pangkuan Bathsheba sekilas menimpangkan logika struktural yang dipersepsikan pada awalnya. Logika ini membangun sebuah ilusi kenyataan yang tersirat seolah-olah Bathsheba memiliki keterkaitan dengan Annabelle. Walaupun sebenarnya menurut penulis tidak. Sama sekali tidak ada keterkaitan antara Annabelle dengan kisah keluarga Perron. Namun semua itu diselaraskan, ditulis, dan dieksekusi semanis mungkin sehingga membuat keduanya seolah memiliki hubungan yang selaras.

Pada dasarnya, alur yang digunakan penulis skenario ini adalah alur maju. Tidak terlihat ada flashback dalam pengorganisasian waktu di film ini. Kesemuanya saling berlanjut satu sama lainnya. Mulai dari prolog yang masuk pekenalan, klimaks, hingga perjalanan dari klimaks menuju antiklimaks. Cerita ini mengalir dengan continuitas waktu yang teratur. Dialog antara Ed dengan Lorraine yang menjadi titik penyelesaian juga tidak dibuat sebagai flashback. Melainkan lebih kepada terbongkarnya sebuah kenyataan pada waktu itu juga.

Akhirnya, meskipun ada beberapa logika tidak dapat dipahami secara struktural di akal, namun film ini sangat berkesan. Dengan kisah yang secara naratif terbilang sederhana, James Wan mampu mengeksekusi film ini menjadi film yang sangat diperhitungkan.[]





NB : Arsip tugas kuliah yang 'sayang' jika hanya disimpan begitu saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar